Makassar, Senin (03/10/2022) – UPT Museum La Galigo gelar Kegiatan Workshop Konservasi Koleksi Museum yang merupakan salah satu program kerja UPT Museum dan Taman Budaya Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan.
Tema yang diusung untuk kegiatan ini adalah “Konservasi Koleksi Batu, Kayu dan Keramik”. Museum dianggap sebagai institusi yang memiliki kekuatan untuk memicu daya dorong pengembangan ekonomi sosial, menjadi tempat bermain yang inovatif, dan membangun komunitas yang berpendidikan melalui koleksi dan program-program publik yang dilaksanakan. Melalui kegiatan konservasi koleksi museum ini ingin mengajak para pengelola museum untuk berbagi ilmu mengenai penanganan terhadap agen perusak koleksi museum. agen perusak yang dimaksud adalah gaya fisik, kriminal, api, air, hama, polutan, cahaya, temperatur yang tidak sesuai, kelembaban yang tidak sesuai, dan disosiasi.
Kegiatan ini menghadirkan Narasumber terbaik di Bidang Konservasi, yaitu: Zulfikar, S.Sos (Pemerhati Budaya), Drs. Muhammad Ramli (Kurator Museum) dan Munafri,S.Sos, M.Adm.SDA (Pamong Budaya Ahli Madya BPCB Makassar).
Tidak hanya mendengarkan paparan oleh narasumber, namun peserta juga diajak untuk diskusi, Tanya jawab, serta praktek cara melakukan konservasi terhadap koleksi kayu. Peserta kegiatan ini yakni Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Pengelola Naval Museum Lantamal Vi Makassar, Pengelola Museum Kota Makassar, Pengelola Museum Balla Lompoa Gowa, Pengelola Museum Bj. Habibie Kota Parepare, Pengelola Museum Labangenge Kota Parepare, Pengelola Museum Karaeng Pattingalloang, Pengelola Museum Mandala, Dan Pengelola Museum La Galigo.
Melalui kegiatan workshop tersebut diharapkan dapat memberikan pendidikan dan pelatihan dasar terhadap pengelolaan museum. Benda koleksi diharapkan dapat menjadi aset pendidikan untuk generasi mendatang. Museum mampu menunjukkan jejak sejarah peninggalan masa lampau agar dapat diketahui generasi masa.
Tema yang diusung untuk kegiatan ini adalah “Konservasi Koleksi Batu, Kayu dan Keramik”. Museum dianggap sebagai institusi yang memiliki kekuatan untuk memicu daya dorong pengembangan ekonomi sosial, menjadi tempat bermain yang inovatif, dan membangun komunitas yang berpendidikan melalui koleksi dan program-program publik yang dilaksanakan. Melalui kegiatan konservasi koleksi museum ini ingin mengajak para pengelola museum untuk berbagi ilmu mengenai penanganan terhadap agen perusak koleksi museum. agen perusak yang dimaksud adalah gaya fisik, kriminal, api, air, hama, polutan, cahaya, temperatur yang tidak sesuai, kelembaban yang tidak sesuai, dan disosiasi.
Kegiatan ini menghadirkan Narasumber terbaik di Bidang Konservasi, yaitu: Zulfikar, S.Sos (Pemerhati Budaya), Drs. Muhammad Ramli (Kurator Museum) dan Munafri,S.Sos, M.Adm.SDA (Pamong Budaya Ahli Madya BPCB Makassar).
Tidak hanya mendengarkan paparan oleh narasumber, namun peserta juga diajak untuk diskusi, Tanya jawab, serta praktek cara melakukan konservasi terhadap koleksi kayu. Peserta kegiatan ini yakni Mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Mahasiswa Universitas Negeri Makassar, Pengelola Naval Museum Lantamal Vi Makassar, Pengelola Museum Kota Makassar, Pengelola Museum Balla Lompoa Gowa, Pengelola Museum Bj. Habibie Kota Parepare, Pengelola Museum Labangenge Kota Parepare, Pengelola Museum Karaeng Pattingalloang, Pengelola Museum Mandala, Dan Pengelola Museum La Galigo.
Melalui kegiatan workshop tersebut diharapkan dapat memberikan pendidikan dan pelatihan dasar terhadap pengelolaan museum. Benda koleksi diharapkan dapat menjadi aset pendidikan untuk generasi mendatang. Museum mampu menunjukkan jejak sejarah peninggalan masa lampau agar dapat diketahui generasi masa.
.jpg)
