BENTENG BALANGNIPA

Benteng Balangnipa didirikan pada Tahun 1557 oleh tiga kerajaan yaitu Kerajaan Bulo-Bulo, Kerajaan Tondong dan Kerajaan Lamatti yang dikenal dengan istilah Kerajaan Tellu LimpoE. Konstruksi awal Benteng Balangnipa berupa susunan batu gunung yang direkatkan dengan lumpur dari Sungai Tangka dengan ketebalan dinding Siwali Reppa atau setengah depa. Bentuk bangunan Benteng Balangnipa adalah segi empat dengan empat Bastion di setiap sudutnya. Ketika Belanda bermaksud menyerang dan menguasai wilayah Sinjai, Benteng Balangnipa difungsikan sebagai benteng pertahanan untuk membendung serangan Belanda dari Teluk Bone. Perlawanan Raja-raja dari Tellu LimpoE dalam menentang agresi Belanda, sebagaimana dilukiskan dalam sejarah Rumpa’na Mangara Bombang (perang Mangara Bombang) melawan agresi Belanda Tahun 1859-1961 terbilang dahsyat. Namun, kekuatan dan peralatan perang kerajaan Tellu LimpoE yang tidak sebanding dengan Belanda, akhirnya Benteng Balangnipa berhasil direbut Belanda pada Tahun 1859 melalui perang Mangara Bombang. Pada Tahun 1864 Benteng Balangnipa direnovasi oleh Belanda dengan menggunakan arsitektur Eropa dan selesai pada Tahun 1868 dengan bentuk seperti saat ini. Benteng tetap dipelihara sebagai salah satu bangunan cagar budaya dan dipergunakan sebagai Museum Daerah serta tempat pagelaran seni dan budaya.
Benteng Balangnipa sebagaimana bentuk mulanya adalah berbentuk segi empat. Pada tahun 1864, setelah dikuasai oleh Belanda, Benteng Balangnipa berubah konstruksinya menjadi bangunan yang dindingnya terbuat dari bahan bata merah, pasir, kapur, semen, lantai kayu, atap dari genteng, dan selesai dibangun pada tahun 1868. Dari sejak berdirinya benteng ini hingga sekarang Benteng Balangnipa berbentuk persegi empat, dengan gerbang menghadap ke utara berhadapan dengan Sungai Tangka. Masing-masing dinding berukuran : utara 49,45 meter, barat 49,10 meter, selatan 30,47 meter, dan timur 49,27 meter, dengan tinggi sekitar 4 meter. Sementara setiap bastion lebih tinggi daripada dinding benteng. Tebal dinding benteng 0,50 meter. Setiap dinding memiliki 8 buah lubang bidik, kecuali dinding sebelah selatan tidak terdapat lubang bidik. Keseluruhan jendela baik besardan kecil memiliki terali yang terbuat dari besi.
Benteng Balangnipa terdiri dari beberapa bangunan utama yaitu :
  1. Bastion
Benteng Balangnipa memiliki 4 (empat) bastion yang berada masing-masing di sudut timur laut, sudut tenggara, sudut barat daya dan sudut barat laut. Baston-Bastion ini memiliki selasar berbentuk lingkaran namun tidak memiliki lekukan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan senjata (meriam). Di bagian bawah bastion ini terdapat sebuah ruangan yang dilengkapi satu pintu yang berjeruji dan delapan buah ventilasi yang berjeruji yang dulunya diperkirakan berfungsi sebagai tempat mengintai.
 
  1. Dapur
Bangunan ini dahulu diperkirakan sebagai dapur karena adanya dua buah cerobong yang menjulang ke atas bangunan ini. Kedua bangunan dapur terletak di bagian utara benteng dengan mengapit bagunan depan yang bawahnya berfungsi sebagai pintu utama. Kedua bagunan dapur ini terletak memanjang dari barat ke timur yang ukurannya masing-masing 20 x 3 meter dan terbagi atas tiga petak atau ruangan.
 
  1. Bangunan Kantor
Bangunan berlantai dua ini dahulu berfungsi sebagai kantor. Bagunan ini terletak di sebelah utara dan memanjang dari barat ke timur dengan ukuran panjang 16 meter, lebar 8,5 meter dan tinggi tidak termasuk atap 8,5 meter.
 
  1. Bangunan Barak Komandan
Bangunan ini berada di sebelah Timur berlantai dua dan menghadap ke arah barat dengan ukuran panjang 12 meter, lebar 8 meter dan tinggi tidak termasuk atap 7,5 meter. Pada sisi utara bangunan terdapat tangga melingkar yang terbuat dari bahan kayu untuk menaiki lantai dua bangunan ini. Dulunya bangunan ini berfungsi sebagai barak komandan.
 
  1. Bangunan Barak Pasukan
Bangunan ini membujur dari Timur ke Barat, memiliki dua lantai dan menghadap ke Utara dengan ukuran panjang 9,8 meter dan lebar 7,41 meter dan tinggi tidak termasuk atap 8 meter. Dulunya bangunan ini berfungsi sebagai barak pasukan.
 
  1. Bekas Gudang Mesiu
Bangunan ini membujur dari Utara ke Selatan, namun sudah mengalami kerusakan yang cukup parah, atap bangunan sudah tidak ada lagi dan struktur bangunan sebagian besar sudah hancur. Dulunya bangunan ini merupakan tempat penyimpanan amunisi
 about-img

Destinasi budaya Lainnya

Terdapat banyak destinasi budaya yang wajib dikunjungi di Sulawesi Selatan