Makassar. Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) Tematik Desa Wisata dengan Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar resmi dijalankan. Ditandai penandatanganan MoU (Memorandum of Ourstanding) oleh Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sulawesi Selatan (Kadisbudpar Sulsel), Muhammad Jufri dengan Rektor UNHAS Makassar, Jamaluddin Jompa.
Dua Professor itu melakukan penandatanganan di Lantai 8 Gedung Rektorat UNHAS Makassar di Jalan Perintis Kemerdekaan Km 10, Kelurahan Tamalanrea Indah, Kecamatan Tamalanrea, Kota Makassar pada Kamis, 28 April 2022. Disaksikan Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Pariwisata Disbudpar Sulsel, Bruno S Rantetana.
Sebelumnya pada 3 Februari 2022 telah terjalin komunikasi dan koordinasi dengan Rektor UNHAS Makassar yang lama yakni Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu. Kemudian berlanjut tanggal 7 Februari 2022 dengan Fakultas Ilmu Budaya UNHAS Makassas.
Hingga ditegaskan Prof JJ melalui MoU di hari kedua menjabat sebagai Rektor UNHAS Makassar. Melalui program ini, mahasiswa UNHAS Makassar akan diterjunkan ke desa wisata-desa wisata yang tersebar pada 24 Kabupaten/Kota di Sulsel.
Sama halnya kepada Prof Dwia Aries Tina Pulubuhu, Prof Jufri kembali memberi gambaran terkait KKN Tematik Desa Wisata kepada Prof JJ. Bahwa misi utama mahasiswa untuk memberikan pelatihan berdasar ilmu pengetahuan yang dimiliki selama belajar di kampus.
"Jadi mahasiswa kita akan diterjunkan ke lapangan, ke desa wisata yang kita miliki di Sulawesi Selatan. Ada tujuh kategori yang menjadi fokus perhatian, mulai dari daya tarik, CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability), homestay, souvenir, toilet, kelembagaan, dan digital dan konten kreatif," jelas Prof Jufri.
Masing-masing kategori tersebut punya indikator. Satu contoh kata dia, homestay bukannya membangun bangunan baru.
Namun bagaimana agar rumah-rumah masyarakat disiapkan menjadi homestay. Bisa jadi ada satu kamar atau lebih yang ditata sedemikian rupa agar berstandar hotel bintang 3.
Sehingga dapat ditempati wisatawan ataupun pengunjung destinasi wisata untuk menginap. Karenanya, butuh pendampingan dari mahasiswa agar masyarakat memahami cara mengelola homestay yang siap pakai dan siap jual.
Peran perguruan tinggi menurut Jufri sangat dibutuhkan dalam melakukan percepatan pembangunan sektor pariwisata. Termasuk unsur lainnya dalam pentaheliks kepariwisataan, dimana ada juga komunitas atau masyarakat, pelaku usaha, pemerintah, dan media yang diharapkan saling bersinergi satu sama lain.
"Pariwisata tidak bisa berdiri sendiri, tidak bisa jalan sendiri. Kami juga sudah membangun dialog dengan LLDIKTI agar seluruh Perguruan Tinggi Swasta dilibatkan," kata dia.
Prof JJ menyambut baik kerja sama kedua belah pihak. UNHAS Makassar yang kini dipimpinnya dia harapkan dapat menjemput bola dengan berkolaborasi Pemerintah Provinsi Sulsel melalui OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang ada terhadap sektor-sektor yang kompleks.
"Saya melihat potensi negara kita kedepan ini adalah potensi pariwisata. Bangsa kita bisa bangkit karena pariwisata," tutur Prof JJ.
MoU ini oleh Prof JJ akan ditindaklanjuti dengan MoA (Memorandum of Agreement). Terkait waktu pelaksanaan maupun lokasi KKN Tematik Desa Wisata serta jumlah mahasiswa yang akan mengikuti program itu akan dibahas lebih lanjut bersama Disbudpar Sulsel. (*)